<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d37684113\x26blogName\x3ddjaya4indonesie\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://djaya4indonesie.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://djaya4indonesie.blogspot.com/\x26vt\x3d-4283170324132877227', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Saturday, August 04, 2007

Yang Di TV, Yang Mengganggu(teguh's article/http://www.teguhperdana.co.nr/)

Halo penikmat dan pemerhati dunia pertelevisian tanah air, walapun saya hanya sejam dua jam sehari liat tipi, tapi yang namanya penonton klo ngeliat sesuatu yang tampak aneh dan seharusnya tidak layak muncul di TV bagaimana tidak geram (ciee..geram..asin la'an). Setelah dunia pertelevisian nasional di hadiri oleh senetron tidak penting dan gak mutu macem sinetron silat yang dipadu dengan lagu-laguan dangdut dan kemunculan siluman itu, trus program reality show tentang cinta-cintaan yang tampak amat sangat tidak wajar karena sudah direkayasa itu. Toh itu juga masih ada yang nonton. Nah sekarang ada beberapa hal gak penting dan mengganggu yang muncul di kotak ajaib yang bernama TV.


Iklan T** F*k
Sejak awal kemunculan iklan ini di layar TV saya menganggap bahwa produk T** F*k tersebut adalah produk kosmetik biasa, kelas bawah yang gak punya duit buat bikin iklan di agency yang bagus ataupun paling gak nyomot bintang sinetron buat jadi bintang iklan. Coba anad perhatikan awal kemunculan iklan T** F*k ini yang tampak suram dan gak banget. Dialog aneh dan pengambilan gambar yang sama sekali tidak artistik, serta talent yang jadi model iklannya juga tampak seperti orang dalam perusahaan dan keluarga dewe..dan logatnya itu loh..medok poul. Ok saya pikir itu adalah testimoni para pemakai produk tersebut yang diambil secara random jadi tidak terkesan dibuat-buat. Tapi oh ternyata Mas-Mas dan Mbak-Mbak itu muncul lagi di versi iklan berikutnya. Ya saya pikir ini produk baru yang lagi ngambil bran positioning jadi expense buat iklan cuma bisa bikin kayak iklan layanan masyarakat itu..tapi ini lebih parah. Dan perkiraan saya salah..they got lotta money to spend. Produk tersebut jadi sponsor utama acara MTV beberapa tahun lalu, dan barusan jadi sponsor utama acara ulang tahun RCTI. Tapi mengapa si T** F*k yang bebas mercury dan hidroquinon itu tidak bikin iklan sekelas Ponds atau iklan lain yang lebih bener. Apa yang punya T** F** jarang liat TV ya..jadi gak pernah liat iklan bagus, jadi bikinnya dengan menggunakan gaya iklan Dr TV yang cuma ngeliatain orang sebelum make dan sesudah make produk lengkap dengan testimoni yang aneh itu. Kok malah harus melibatkan Efendi Gozali dan kru News DotCom serta para anggota Republik Mimpi buat bikin iklan kampanye anti mercury. Coba perhatikan pengambilan gambarnya yang ala kadarnya itu. Paling cuma ngomong trus di shoot di depan blue screen, dan coba anda perhatikan apakah ada perubahan pada wajah Efendi Gozali dalam beberapa bulan ke depan...hee. Dan sekali lagi harus saya akui.....ini adalah iklan terburuk sejak iklan Yung San kapsul. Walaupun akhirnya dengan terpaksa memunculkan si Rini Idol, ya lumayanlah buat debut iklan seorang juara Indonesian Idol. Makanya hindari pemakaian mercury dan hidroquinon yang berlebihan terutama pada bahan makanan, jadi pakailah T** F*k...ting!



BBB

Awal mendengar singkatannya aja bayangan saya langsung ke salah satu merek detergent bubuk. Nama Bukan Bintang Biasa terkesan "berat" dan sedikit maksa. Mungkin si Melly Goeslaw berniat membentuk sebuah komoditas baru dalam dunia hiburan yang bisa segala macem jadi diambillah Bukan Bintang Biasa sebagai nama.Walaupun menurut saya kehadiran "Lets dance Together" agak sedikit merusak citra Melly Goeslaw sebagai seorang musisi yang punya karakter sendiri dalam bikin lagu, dan selalu pas klo ngajak musis lain nyanyi bareng dia. Tapi ohhhh..bencana datang setelah 5 Artis sinetron yang sama sekali gak bisa nyanyi itu suaranya sering munculdi radio-radio dan TV. Ditamabah lagi proyek Film dengan judul yang sama, mungkin ketidak suksesan filmnya menyamai filmnya anak-anak AFI jaman dulu. Kebetulan saya gak pengen nonton filmnya (gile aja...mending nonton Hidayah di Tipi..dari pada buang duit liat BBB...) mungkin awalnya pengin dimirip-miripin sama High School Musical itu, tapi entahlah hanya mereka yang tahu. Dan semakin diperparah lagi oleh soundtract film yang lagunya lebih pas dinyanyiiin waktu ngelilingin api unggun, atau pas penjelajahan (emang lagu pramuka...).

Dewi - Dewi

Mungkin secara nilai komersil Ahmad Dhani sukses membuat trio yang menyaingi Trio Macan itu (bukan TLC ya...sory..). Ditambah keseringannya Dewi - Dewi ini muncul di Tipi dengan lagu itu -itu aja...apa sih judulnya..yang Mama...mamaa...tolonglah..aku..trus papa..paa..itu..opo sih..Keluarga Berencana..?bukan ya..(sumpah lupa...hee). Untuk urusan kualitas vokal mungkin tidak perlu diragukan karena Mas Dhani nyarinya juga pake audisi segala toh. Tapi klo ngeliat performance di atas panggung...aduhh...mengapa ya...si Mbak..Mbak bertiga itu malas buka suara..alias lip sync (gimana sih tulisane..Lip Sing..Lip Sync). Dua kali saya menemui mbak-mbak ini di program dan tivi berbeda tetap dengan ke-lyp sync-ngannya itu, padahal klo diliat-liat toh waktu nyanyi mereka gak sampek jumpalitan kayak Trio Macan, dan juga gak pake ada acara head banging, apalagi sampe makan beling dan guling-guling di tanah. Entah alasan apa yang mendasari Dewi - Dewi yang tampil lyp sync itu...yang jelas its so annoying...



Sinetron bukan Anak-Anak
Ni dia satu lagi ancaman bagi generasi muda (ciee..). Sinetron yang dari judulnya tampak mencerminkan kehidupan anak-anak dan pemainnya pun masih sekitaran SD - SMP malah menjadi sinetron kehidupan dewasa yang pemainnya anak-anak. Coba liat cerita disitu yang kebanyakan anak SD ato SMP yang sudah taksir-taksiran, dengan permasalah cinta yang pelik gaya sinetron ABG itu. Adohhh...coba para sutradara tidak bisakah anda bikin sinetron berkualitas dan menyentuh kayak Keluarga Cemara yang dulu saya tonton itu. Yang lebih realistis dan settingnya tidak melulu rumah gede, dan Mall. Mungkin Pak Ram Punjabi atau siapalah para pemilik PH agar tidak hanya bisa bikin sinetron yang addictive tapi gak mendidik itu tapi bikin tayangan yang cerdas dan tidak membodohi. Jadi pengen nyari DVD nya Keluarga Cemara...ada gak ya.